Sabtu, 01 Oktober 2016

jangan sungkan tanya dokter kandungan


Seorang dokter spesialis kandungan mencatat bahwa rata-rata ibu hamil memiliki banyak pertanyaan, terlebih ketika kian mendekati hari persalinan. Namun sayangnya, pertanyaan-pertanyaan ini kerap urung ditanyakan para ibu hamil.

Alih-alih mengutarakan pertanyaan ketika pemeriksaan kehamilan, ibu hamil justru melontarkannya saat mereka sedang terengah-engah selama melahirkan dan ini bukanlah waktu yang baik untuk bertanya.

Agar Bunda tidak mengalami kondisi semacam itu, coba pahami pertanyaan yang biasanya muncul di benak beserta jawabannya berikut ini.
1. Normalkah bila ibu hamil mengeluarkan banyak cairan dari vagina selama hamil?

Keluarnya cairan dari vagina dapat disebabkan karena kondisi pecah ketuban. Namun pada kondisi selain itu, seorang dokter kandungan dapat mengatakan bahwa keluar cairan dari vagina selama hamil merupakan hal normal. Ini karena ibu hamil mengalami perubahan hormon yang signifikan, ditambah meningkatnya aliran darah ke panggul. Kondisi yang perlu dikhawatirkan yaitu bila keluarnya cairan diiringi rasa nyeri, gatal, atau perih. Waspadai juga jika berbau busuk atau sangat berair. Hal ini mungkin menunjukkan adanya infeksi di daerah kewanitaan.
2. Normalkah bila ibu hamil mengalami masalah pencernaan dan kentutnya berbau tidak sedap secara berlebihan?

Ya, masalah ini normal bagi ibu hamil seiring menurunnya efisiensi sistem pencernaan. Dan lagi-lagi perubahan hormon yang menjadi akar masalah. Sekitar 85 persen ibu hamil mengalami ketidaknyamanan berupa morning sickness atau mual dan muntah, serta kembung pada awal kehamilan. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi yang secara bertahap menjadi refluks asam lambung ini pada nantinya dapat menjadi gangguan pencernaan.
http://hamilplus.com/senam-ibu-hamil-cara-dan-gerakan/
http://hamilplus.com/pantangan-ibu-hamil-larangan/
http://hamilplus.com/perkembangan-janin-usia-6-bulan/
Untuk meringankan konstipasi atau sembelit, pastikan Bunda meminum air putih yang banyak, mengonsumsi makanan kaya serat, sayuran dan buah-buahan. Ibu hamil juga dapat menggunakan obat pelunak tinja sesuai anjuran dokter bila memang diperlukan.

Sementara untuk mengurangi nyeri ulu hati, makanlah secara sering dengan porsi kecil, hindari makanan pedas dan asam, serta berbaring dengan menyangga punggung menggunakan bantal tambahan. Namun, bila gangguan pencernaan yang dialami terus berlanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Apakah Bunda mengalami kelebihan berat badan?

Untuk sebagian ibu hamil, pertanyaan ini mungkin dirasa sensitif sehingga enggan untuk ditanyakan pada dokter. Padahal, topik ini penting untuk didiskusikan karena berat badan merupakan aspek penting untuk kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu, jangan malu untuk berkonsultasi dengan dokter tentang berapa berat idealmu selama hamil.
4. Jika suami menjadi takut melakukan hubungan seksual ketika Bunda hamil, apa yang harus dilakukan?

Berhubungan seksual merupakan ketakutan yang nyata bagi suami saat istrinya hamil. Mungkin para suami berpikir bahwa dengan berhubungan seksual bisa menyakiti bayi. Konsultasikanlah kepada dokter kandunganmu mengenai kapan boleh berhubungan intim dan apakah kandungan Bunda memiliki risiko tertentu sehingga perlu untuk berpuasa seks. Bila dokter menyatakan aman untuk melakukan hubungan seks, cobalah meyakinkan suami berkali-kali bahwa seks tidak akan menyakiti Bunda dan bayi.
5. Apakah persalinan akan merusak vagina?

Tentu saja tidak. Jangan mengkhawatirkan ukuran vaginamu karena vagina diciptakan dengan daya lentur yang bisa menyesuaikan ketika persalinan kemudian berkontraksi kembali kepada ukuran normalnya. Untuk membantu menguatkan otot-otot vagina, Bunda bisa melakukan senam kegel sebanyak 4-5 kali sehari setelah melahirkan.

Senam kegel relatif mudah dilakukan, caranya dengan mengontraksikan otot panggul seolah-olah sedang menahan kencing selama beberapa detik, kemudian melemaskannya lagi. Lakukan sepuluh set tiap kalinya.
6. Akankah Bunda buang air besar saat berlangsungnya proses persalinan?

Bila ususmu penuh, bisa saja kamu mengeluarkan kotoran saat mengejan untuk mengeluarkan bayi. Ini karena usus besar terletak di bawah rahim dan saat mengejan dapat berefek menekan daerah usus serta anus. Namun, jangan mencemaskan buang air besar, fokuslah pada bayimu. Ingatlah bahwa orang-orang di ruang persalinan hadir untuk mendukung dan membantumu. Selain itu, para profesional medis memiliki kesadaran terhadap privasi dan martabat pasien.
7. Setelah melahirkan, mengapa berhubungan seksual terasa lebih sakit?

Pasca persalinan, Bunda masih memiliki luka trauma yang akan membutuhkan waktu untuk pulih. Ditambah lagi, bila Bunda menyusui maka kadar hormon berubah sehingga memicu masalah lubrikasi vagina. Cobalah menggunakan pelumas saat berhubungan seks. Selain itu, berikanlah waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan seks pasca persalinan. Konsultasikan kepada dokter bila kondisi Bunda tidak kunjung membaik setelah beberapa bulan.
8. Benarkah Bunda tidak dapat mengendalikan kandung kemih setelah melahirkan?

Makin mendekati hari persalinan, kontrol kandung kemih menjadi lebih lemah. Selanjutnya kontrol kandung kemih cenderung menurun setelah melahirkan. Namun, biasanya kondisi ini akan membaik dalam enam minggu hingga tiga bulan pasca persalinan. Selain itu, senam kegel juga dapat membantu melalui kondisi ini. Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter tentang kondisi ini untuk berjaga-jaga terhadap adanya masalah kesehatan tertentu. Selain tanya-jawab di atas, tentu saja masih ada beberapa pertanyaan yang perlu Bunda tanyakan sendiri kepada dokter kandungan karena jawabannya bisa berbeda-beda, tergantung kepada kondisi Bunda serta kemampuan, keterbatasan, serta opini dokter. Tidak ada salahnya untuk mencatat pertanyaan berikut dan ajukan kepada dokter saat pemeriksaan kehamilan.
Pertanyaan tentang Kehamilan Kelompok pertanyaan berikut ini bertujuan mengantisipasi hal-hal yang dirasa dapat berdampak kepada kesejahteraan janin, termasuk kondisi darurat yang terjadi secara mendadak.
Seperti apa penanganan morning sickness yang dokter sarankan?
Apa makanan khusus yang sebaiknya dimakan dan olahraga apa yang sebaiknya dilakukan selama hamil?
Bagaimana cara menentukan hari kelahiran?
Apa vitamin yang diperlukan dan mengapa?
Apakah ada pantangan obat, makanan, atau aktivitas yang perlu dihindari?
Apakah ada risiko tinggi pada kehamilan sekarang?
Amankah berhubungan seksual selama masa kehamilan?
Bagaimana kondisi yang mengharuskan untuk menghubungi dokter?
Pertanyaan tentang Persalinan kepada Dokter Hal-hal di bawah ini adalah pilihan pertanyaan yang disarankan untuk Bunda ajukan sebagai langkah tambahan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk saat menjalani persalinan. Tentukan prioritas Bunda sendiri mengenai pertanyaan yang ingin diutarakan sesuai kondisi diri sendiri.
Apakah dokter sendiri yang menangani persalinan saya?
Apakah Anda mendukung kelahiran normal?
Berapa ‘tingkat caesar primer’ Anda dibandingkan dengan tingkat rata-rata di rumah sakit Anda? Sebagai informasi untuk Bunda, tingkat caesar primer menggambarkan seberapa besar presentase kemungkinan seorang dokter melakukan tindakan caesar pertama terhadap Bunda. Angka tingkat caesar primer idealnya sekitar 15-20 persen.
Apakah tersedia bidan di rumah sakit ini dan apakah dokter keberatan untuk bermitra dengan bidan bila saya memilih melahirkan dengan bantuan bidan di rumah sakit ini?
Jika ketuban pecah, apa harus langsung ke rumah sakit atau sebaiknya menghubungi Anda?
Bila tahap persalinan saya tidak kunjung maju, berapa waktu yang saya miliki hingga akhirnya dilakukan induksi?
Berapa lama biasanya dokter akan menghabiskan waktu dengan saya selama persalinan?
Jika bayi saya mengalami komplikasi, apakah dirawat di rumah sakit ini atau dirujuk ke rumah sakit lain?
Berapa orang yang bisa menemani saya saat persalinan?
Berapa lama saya harus tinggal di rumah sakit setelah persalinan? Apakah boleh kalau saya ingin pulang lebih cepat dari waktu yang dianjurkan oleh dokter?
Apakah rumah sakit menyediakan konsultan laktasi yang akan membantu saya menyusui? Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, Bunda dapat memahami kemampuan dan keterbatasan dokter sehingga bisa dimanfaatkan untuk mencegah konflik, tidak terpenuhinya harapan Bunda, kekecewaan, serta frustrasi yang mungkin timbul.